Halo semuanya, kalian tahu nggak? Ada beberapa jenis instrumen investasi yang digunakan para investor, salah satunya adalah investasi valuta asing.
Valuta asing (Valas) adalah mata uang asing yang digunakan dalam perdagangan internasional. Investasi valas memanfaatkan naik turunnya kurs. Sama seperti investasi lain, investasi valas dilakukan dengan membeli mata uang asing saat harga rendah, kemudian menjualnya saat harga sedang tinggi.
Dalam investasi valas, kita perlu tahu perbedaan nilai jual dan beli kurs valas di bank. Kurs beli berarti harga bank membeli mata uang asing yang kita miliki, sedangkan kurs jual berarti bank mau menjual mata uang asing di harga tersebut. Pasangan mata uang yang paling umum di Indonesia adalah dolar AS terhadap rupiah Indonesia, yang dinyatakan dalam USD/IDR.
Ada beberapa hal nih, yang perlu kamu ketahui kalau kamu tertarik investasi valas!
1. Lakukan Investasi Valas melalui Lembaga Resmi
Investasi valas harus dilakukan di lembaga atau institusi resmi, seperti bank atau money changer yang memiliki sertifikat resmi. Dengan begitu, kita dapat terhindar dari investasi bodong. Uang yang dibeli juga uang asli dengan kondisi yang baik, karena mata uang asing cacat akan mengurangi nilai valas. Agar tidak cacat, sebaiknya kamu simpan mata uang asing di Safe Deposit Box (SDB).
2. Update Informasi terkait Valas
Investasi valas termasuk instrumen yang fluktuatif (tidak tetap), bahkan kebijakan pemerintah juga sangat berperan dalam menentukan nilai valas, misalnya obligasi. Oleh karena itu, kita perlu mengupdate perkembangan valuta asing melalui informasi di berita.
3. Pilih Valas yang Kuat!
Dollar Amerika Serikat merupakan mata uang yang paling recommended bagi investor pemula karena paling umum digunakan dalam transaksi internasional. Mata uang ini memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat dilihat dari tren peningkatan dollar dari waktu ke waktu. Mata uang lain yang patut dipertimbangkan adalah euro dan poundsterling karena memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dollar AS, namun masih kalah pamor karena sifatnya yang lebih stabil terhadap fluktuasi.
4. Pakai “Uang Dingin”
Investasi valas tergolong fluktuatif dan berisiko. Oleh sebab itu, investasi sebaiknya tidak bersumber dari dana tabungan melainkan dari dana yang tidak terpakai atau disebut juga sebagai “Uang dingin”. Jika tidak memiliki “Uang dingin”, kita bisa menggunakan sebagian dari dana cadangan untuk memulai investasi valas.